PEMBAHASAN
Pendekatan
Pendekatan identik dengan
perspektif, kerangka konseptual atau strategi intelektual. Oleh karena itu,
dalam konteks ini digunakan istilah pendekatan dengan menggunakan
istilah-istilah tersebut. Berikut adalah beberapa pengertian dari sekian yang
ada:
1
. Pendekatan merupakan alat untuk menangkap realita atau fenomena sebelum dilakukan
kegiatan ananlisis atas sebuah karya. Dengan demikian, berarti seorang analis,
peneliti atau kritikus menggunakan cara pandang , strategi konseptual, kerangka
konseptual, kerangka pemikiran, paradigm dalam usaha memahamirealita sebelum
melakukan analisis interpretatif terhadap teks sebuah puisi, novel, drama dan
lainnya (Siswantoro, 2010:47).
2.
Pendakatan adakalanya disamakan dengan metode, Ratna menguraikan bahwa secara
etimologis pendekatan berasal dari kata appropio,
approach, yang diartikan sebagai jalan penghampiran. Pendekatan
didefinisikan sebagai cara-cara menghampiri objek, sedangkan metodeadalah
cara-cara mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data. Dengan dasar
pertimbangan sebuah penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang secara sistematis
dan metodis, maka perlu dibedakan antara metode dengan pendekatan (Ratna,
2011:53-55).
3.
Deddy Mulyana mengatakan istilah lain dengan pendekatan adalah perspektif,
kerangka konseptual, kerangka pemikiran, strategi intelektual, paradigma dan
teknik interpretasi (Siswantoro,2010: 47).
Dalam
istilah lain, Wellek dan Werren (1990) menggunakan istilah pendekatan Intrinsik
dan Ekstrinsik. Pendekatan Intrinsik adalah memahami karya sastra dengan
menitik beratkan pada unsure-unsur dari dalam karya sastra, tanpa membutuhkan unsur-unsur
dari luar karya sastra. Pendekatan Ekstinsik adalah memahami karya sastra
dengan menitik beratkan unsure-unsur dari luar karya sastra. Sedangkan menurut
Abram mengenalkan empat pendekatan sastra yaitu: Ekspresif (menitik beratkan
pada pengarang), Mimetik (menitik beratkan hubungan pada sastra dan realitas),
Pragmatik (menitik beratkan pada pembaca) dan Obyektif (menitik beratkan pada
karya sastra secara otonom). Masih banyak pendekatan yang digunakan oleh
peneliti, seperti pendekatan sosial, antropoli, filsafat, pssikologi, sastra
bandingan, kultural studi dan sebagainya (Suhariyadi, 2014: 27).
1.
Pendektan
Obyektif
Pendekatan obyektif merupakan pendekatan terpenting
karena berkaitan dengan munculnya teori-teori sastra modern. Teori-teori
strukturalisme memiliki konsep yang berdasarkan pada pendekatan obyektif ini.
Mengutip pendadat Abrams, Hudayat mengemukakan bahwa pendekatan obyektif
(memusatkan pehatian semata-mata pada unsure-unsur anatar hubungan dan
totalitas. Pendekatan ini mengarah pada analisis intrinsik. Konsekuensi logis
yang ditimbulkan adalah mengabaikan bahkan menolak segala unsure ekstrinsik
seperti aspek historis, sosiologis, politis dan unsure sosial kultural lainnya
termasuk biografi. Oleh karena itulah, pendekatan obyektif juga disebut
pendekatan otonomi (Hudayat, 2007: 48-49).
Secara metodologis, pendekatan ini bertujuan melihat
karya sastra sebagai sebuah sistem itu amat tergantung kepada nilai komponen
yang ikut terlibat di dalamnya. Analisis karya sastra melalui pendekatan ini
tergantung pada jenis sastranya.
2.
Pendekatan
Mimetik
Pendekatan mimesisi ini berangkat dari pemikiran
filusuf terbesar Yunan, yaitu Plato dan Aristoteles. Menurut Plato, segala yang
ada di dunia ini sebenarnya hanya tirusn dari kenyataan tertinggi yang berada
di dunia gagasan. Dalam dunia gagasan itu ada manusia dan semua manusia yang
ada di dunia ini adalah tiruan dari manusia yang berada di dunia tersebut. Oleh
karenanya sajak yang di hasilkan seorang penyair Plato menggunakn kata penyair untuk sastrawan karena pada zamannyaitu semua bentuk sastra ditulis dalam
karya puisi merupakan tiruan dari barang tiruan. Dengan kata lain Plato
mengatakan bahwa puisi membawa manusia semakin jauh dari kenyataan tertinggi.
Secara tersirat dikatakannya bahwa pohon lebih dekat dengan kenyataanya
tertinggi disbanding dengsn sajak tentang pohon. Nilai sajak itu pun tentunya
lebih rendah dibandingkan dengan pohon sebab justru semakin menjauhkan manusia
dari kenyataan tertinggi (Darmono, 1984: 14-15).
Teori mimesis menurut Plato di tolak oleh muridnya
sendiri, Aristoteles. Menurut Aristoteles, seni justru mengangkat jiwa manusia,
yaitu melalui proses penyucian (katharsisi), sebab karya seni membebaskan
manusia dari nafsu yang rendah. Dalm memahami kenyataan didominasi oleh penafsiran.
Karena itu manusia tidak semata-mata meniru kenyataan, tetapi menciptakan
dunianya sendiri (Ratna, 2011:5).
Luxemburg mengemukakan, kenyataan disini dipakai
dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu segala sesuatu yang berada di luar karya
sastra dan yang di acu oleh karya sastra, seperti misalnya benda-benda yang
dapat dilihat dan diraba, bentuk-bentuk kemasyarakatan, perasaan, pikiran dan
sebagainya( Faruk, 2012: 40).
Melalui penjabaran di atas, dapat diketahui secara
konseptual dan metodologis bahwa pendekatan mimesis menempatan karya sastra
sebagai:
a. produk
peniruan kenyataan yang diwujudkan secara dinamis,
b. representasi
kenyataan semesta secara fiksional,
c. produk
dinamis yang kenyataan di dalamnya tidak
dapat dihadiri dalam cakupan ideal,
d. produk
imajinasi yang utama dengan kesadaran tertinggi atas kenyataan (Hudayat. 2007:
42).
Secara
metodis, langkah kerja analisis melalui pendekatan yang dapat disusun dalam
langkah pokok, yaitu:
a. mengungkap
dan mendeskripsikan data yang mengarah pada kenyataan yang ditemukan secara
tekstual,
b. menghimpun
data poko atau spesifik sebagai variable untuk dirujukkan ke dalam pembahasan
berdasarkan kategori tertentu, sesuai tujuan, misalnya menelusuri unsure
fiksionalitas sebagai refleksi kenyataan dinamis dan sebagainya,
c. membicarakan
hubungan spesifikasi kenyataan teks karya sastra dengan kenyataan fakta
realitas menelusuri kesadaran tertinggi yang terkandung teks karya sastra yang
berhubungan dengan kenyataan yang direpresentasikan dalam karya sastra
(Hudayat, 2007: 42).
3.
Pendekatan
pragmatik
Sebagaimana pendekatan mimesis,pendekatan
pragmatic telah ada semenjak tahun 14
sebelum masehi . Dalam bukunya yang berjudul
Ars Poetica, horatius telah
meletakan dasar –dasar pendekatan progmatik . Melalui semboyanya yang terkenal,
dulcet et utile, horatius
mengemukakan bahwabahwa karya sastra itu menghibur dan mendidik . Meskipun
demikian . Menurut ratna, secara teoritis baru dimulai dengan lahirnya
struktualisme dinamika dengan tokohnya
Mukarovsky (Ratna,2011:71)
Pendekatan progmatis menurut Abram memberikan
perhatian utama terhadap peranan pembaca . Pendekatan inin memberikan perhatian
pada pergeseran dan fungsi-fungsi baru pembaca. Pendekatan pragmatis
mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya. Dengan
mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah-masalah yang
dapat depecahkan melalui pendekatan pragmatis di antaranya berbagai tanggapn
masyarakat aatu penerimaan pembaca tertentu terhadap sebuah karya sastra baik
dalam kerangka sinkronis maupun diakronis (Hudayat, 2007:43). Pendekatan
pragmatik mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai kompetensinya.
Dengan mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka
masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik, di
antaranya berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap karya sastra, baik
sebagai pembaca eksplisit maupun implicit (Ratna, 2011: 72).
4.
Pendekatan
Ekspresif
Menurut Abrams (Faruk, 2012: 39-40) pendekatan
ekspresif ini menempatkan karya sastra sebagai curahan ucapan dan proyeksi
pikiran dan perasaan pengarang. Pengarang sendiri menjadi pokok yang melahirkan
produksi persepsi-persepsi, pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang
dikombinasikan. Praktik analisis dengan pendekatan mengarah pada penelusuran
kesejatian visi pribadipengarang yang paham struktur genetik disebut pandangan
dunia. Seringkali pendekatan ini mencari fakta-fakta tantang watak khusus dan
pengalaman-pengalaman sastrawan secara tidak sadar atau tidak telah membukakan
dirinya dalam karyanya tersebut. Dengan demikian secara konseptual dan metodologis
dapat diketahui bahwa pendekatan ekspresif
menempatkan karya sastra sebagai: (1) wujud ekspresi pengarang, (2)
produk imajinasi pengarang yang bekerja dengan persepsi-persepsi ,
pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan, (3) produk pandangan dunia pengarang.
Secara metodis, langkah
kerja yang dapat dilakukkan melalui pendekatan ini adalah:
1. memberikan
sejumlah pikiran, persepsi dan perasaan pengarang yang hadir secara langsung
atau tidak dalam karyanya,
2. memetakan
sejumlah pikiran, persepsi dan perasaan pengarang yang ditemukan dalam karyanya
ke dalam beberapa kategori factual teks berupa watak, pengalaman dan idieologi
pengarang,
3. merujukkan
data yang diperoleh pada tahap 1 dan 2 ke dalam fakta-fakta khusus menyangkut
watak, pengalaman hidup dan idieologi pengarang secara faktual luar teks (data
sekunder berupa data biografis),
4. membicaarakan
secara menyeluruh, sesuai tujuan, pandangan dunia pengarang dalam konteks
individual maupun sosial dengan mempertimbangkan hubungan-hubungan teks karya
sastra hasil ciptaannya dengan data biografisnya (Suhariyadi 2014: 36-37).
Kajian
berdasarkan pendekatan Obyektif
PENUTUP
SIMPULAN
Pendekatan
merupakan alat untuk menangkap realita atau fenomena sebelum dilakukan kegiatan
ananlisis atas sebuah karya. Dengan demikian, berarti seorang analis, peneliti
atau kritikus menggunakan cara pandang , strategi konseptual, kerangka
konseptual, kerangka pemikiran, paradigm dalam usaha memahamirealita sebelum melakukan
analisis interpretatif terhadap teks sebuah puisi, novel, drama dan lainnya
(Siswantoro, 2010:47). Dalam istilah lain, Wellek dan Werren (1990) menggunakan
istilah pendekatan Intrinsik dan Ekstrinsik. Pendekatan Intrinsik adalah
memahami karya sastra dengan menitik beratkan pada unsure-unsur dari dalam
karya sastra, tanpa membutuhkan unsur-unsur dari luar karya sastra. Pendekatan
Ekstinsik adalah memahami karya sastra dengan menitik beratkan unsure-unsur
dari luar karya sastra. Sedangkan menurut Abram mengenalkan empat pendekatan
sastra yaitu: Ekspresif (menitik beratkan pada pengarang), Mimetik (menitik
beratkan hubungan pada sastra dan realitas), Pragmatik (menitik beratkan pada
pembaca) dan Obyektif (menitik beratkan pada karya sastra secara otonom). Masih
banyak pendekatan yang digunakan oleh peneliti, seperti pendekatan sosial,
antropoli, filsafat, pssikologi, sastra bandingan, kultural studi dan
sebagainya (Suharyadi, 2014: 27).
DAFTAR
PUSTAKA
Suhariyadi,
2014, Pengantar Ilmu Sastra, Lamongan,
Pustaka Ilalang.
terima kasih, sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih, jangan lupa mampir juga ke www.tweetilmu.web.id
BalasHapusGrand Victoria Casino Resort - Mapyro
BalasHapusGrand Victoria 인천광역 출장마사지 Casino Resort. Grand Victoria Casino Resort, 속초 출장마사지 S Casino, River Oaks, 영주 출장샵 SW. View real-time driving directions 김천 출장안마 to Grand Victoria Casino Resort, 광명 출장샵